Jumat, Juni 01, 2012

PANCASILA itu kita

PANCASILA ! Satu, ketuhanan yang maha esa. Dua, kemanusiaan yang adil dan beradab. Tiga, persatuan Indonesia. Empat, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan. Lima, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Pancasila itu lima dasar. Pancasila itu lima pilar. Pancasila bukan diciptakan. Pancasila bukan dilahirkan. Pancasila juga bukanlah sebuah impian yang sulit dicapai. Karena Pancasila itu Indonesia.


1 Juni 1945 saat sidang BPUPKI, presiden pertama kita, Ir. Soekarno bukan menciptakan pancasila. Beliau juga tidak memandang pancasila sebagai sebuah cita-cita dan impian yang mustahil, karena sesungguhnya pancasila itu merupakan cerminan dari kehidupan masyarakat Indonesia. Pola kehidupan bangsa Indonesia selama ratusan tahunlah yang menciptakan dan melahirkan pancasila. Pancasila merupakan darah daging bangsa ini. Sebuah proyeksi besar kehidupan berbangsa dan bernegara. Lima dasar dari segala dasar yang dijadikan pedoman tertinggi dari yang paling tinggi.

Tidak herankah anda bagaimana Indonesia dengan segala kebesaran dan keberagamannya mampu berdiri sampai abad ke 21? Itu karena pancasila. Mengapa indoneia dengan segala problem yang dihadapi sampai sekarang ini masih bisa bertahan? Itu karena pancasila. Sebuah tali pengikat dan tiang penopang Indonesia.

Berbicara tentang pancasila berarti berbicara tentang sejarah. Sebuah perjalanan panjang perjuangan dan kehidupan bangsa. Berbicara tentang pancasila berarti berbicara tentang kejayaan. Kekayaan bumi pertiwi, anugerah besar yang diberikan tuhan kepada kita. Berbicara tentang pancasila berarti berbicara tentang saya, anda dan mereka. Manusia berjalan bersamanya. Berbicara tentang pancasila berarti berbicara tentang Indonesia. Karena berbicara tentang pancasila berarti berbicara tentang hari kemarin, hari ini dan hari esok.

Tanggal 1 juni, kita memperingatinya sebagai hari kesaktian pancasila. Hari sakral dimana pancasila itu dicetuskan sebagai dasar negara. Kini sudah 67 tahun sejak tahun 1945, lihatlah sekeliling anda, masih saktikah pancasila itu? Masihkah anda mengingat lima silanya itu?

Kesaktian pancasila kini mulai luntur. Nilai-nilai luhur yang ada didalamnya tidak lagi dijunjung. Tiang penyangga Indonesia yang mulai terhempas arus globalisasi tidak lagi ditopang sepenuhnya oleh  rakyat. Nilai kesakralannya mulai hilang tergerus pergaulan  pemudanya.yang semakin “gaul”. Simbol pancasila hanya dijadikan sebagai hiasan pelengkap di institusi pemerintahan.

Faktanya kita kini semakin jauh dengan pancasila dan tidak mengamalkan serta menjunjung nilai-nilai pancasila. Berbagai permasalahan semakin merundung bangsa ini. Korupsi, kolusi, dan nepotisme kian menjalar. Penyakit masyarakat seperti mencuri, berjudi, tawuran semakin marak. Kejujuran semakin langka, keadilan semakin mahal, orang yang bertuhan kehilangan tuhannya, orang besar yang bijaksana ciut nyalinya. Hukum seakan tumpul terhadap orang yang berada namun sangat tajam terhadap rakyat kecil. Pendidikan yang hanya bisa dinikmati oleh orang berduit yang digunakan untuk memintari orang bodoh. Wakil rakyat sibuk memerkan kesejahteraannya sendiri, seolah tuli akan jeritan rakyatnya yang menginginkan sedikit kelayakan dari kehidupan.

Bertuhankah orang-orang yang saling menghina dan melakukan kekerasan? Bertuhankah mereka yang selalu melakukan kebohongan dan kecurangan? Beradabkah sikap pejabat yang tidur nyenyak ditengah tangisan rakyatnya? Sikap kita yang selalu iri, dengki, sombong dan mengucilkan orang lain? Bersatukah bangsa ini jika segala perdebatan diakhiri dengan sebuah perkelahian? Jika keegoisan selalu dikedepankan? Bijaksanakah pemimpin yang tunduk dihadapan timbunan uang? Masihkah efektifkah hasil sebuah musyawarah jika praktik politik kotor masih belum dibersihkan? Adilkah jika kekayaan bangsa ini hanya dinikmati oleh segelintir kelompok? Adilkah jika uang rakyat selalu ditimbun di loker meja para wakil rakyat? Potret kelam yang semakin menenggelamkan pancasila kedasar negara.

Namun, diantara itu semua masih ada manusia yang dengan ikhlas dan semangat selalu meneriakkan pancasila di dalam hidupnya. Bisa kita lihat betapa antusiasnya anak TK ketika upacara bendera, dengan gaya mereka sendiri mereka semangat untuk meneriakkan pancasila. Lihat siswa SD, dengan seragam merah putihnya selalu lantang dalam menyebutkan sila-sila yang ada dalam pancasila. Tengok siswa SMP dan SMA, walaupun tidak seantusias anak TK, namun mereka tetap fasih mengucapkan isi pancasila.

Bagaimana cara mengembalikan kesaktian pancasila? Bukan dengan buku ppkn atau kewarganegaraan, bukan juga dengan tulisan seperti ini. Satu-satunya cara adalah dengan perbutan nyata untuk mengamalkan nilai-nilai pancasila itu sendiri. Jangan hancurkan masa depan generasi muda bangsa dengan memperlihatkan perbuatan busuk kita. Berikanlah contoh teladan seorang manusia Indonesia seutuhnya. Jangan seret mereka ke dalam kebiasaan kelam kita yang penuh dengan kemalasan dan kebohongan. Jika kita tidak bisa mengamalkan pancasila, maka janganlah kita merusak pancasila.

Semua itu tergantung saya, anda dan mereka. Karena kitalah pancasila dan karena pancasila itu Indonesia.

Selamat hari 1 juni



Jakarta, 1 Juni 2012
HH
20.30 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar